­

Hujan Dan Senja-Senja Yang Terasa Lama

06.56




     
     Satu-satunya sesuatu yang bisa memperlambat waktu adalah rindu.
          Jarak telah membuat kita semakin jarang bertemu. Jarak menghadirkan ruang-ruang sepi di dada kita. Kamu dan aku kini merasakan sendiri. Aku sudah merasakannya ketika tubuhku berada dikeramaian. Aku mencari kamu di kepalaku, membawamu ke mana saja aku pergi. Sesekali aku mendatangi tempat-tempat yang sering kita kunjungi.
          Hujan datang menyisakan kebekuan tentangmu di kepalaku. Aku terjerat dalam dinginnya waktu. Seperti saat ini. Ingatkah kamu saat kita membelah jalanan ditengah hujan? Menikmati setiap rintih langit yang sedih. Aku suka suasana seperti itu, saat menatap hujan bersamamu. Kita bisa membuang ingatan tetapi kita tidak bisa menolak kenangan. Pertemuan pertama kita diawali oleh hujan. Senja indah disore hari setelahnya. Ingatkah kamu? Di setiap waktu yang tidak berisi, kenangan kita selalu hadir di dalam pikiranku.
          Ada cerita hujan tentang kita juga menggapai kepada senja. Senja pun memiliki cerita kita. Hujan tak lagi tentang kita. Senja pun bukan kita. Hujan bukan lagi cinta. Kepergian mereka terasa lama, aku sulit melepaskan kenangan itu. Aku terjebak waktu didalamnya.
          Mata bulat dan bibir merah dengan penuh kedinginan mengulas senyum datang menghampiriku. Dia menatapku, menggenggam tanganku kemudian memelukku. Bajuku basah terkena basahan hujan dari bajunya yang menempel ketika. Kami berdiri, seakan-akan waktu itu terhenti.
          “Hujan, senja dan cinta, adalah milik kita, Chan,” ada kebahagiaan yang aku lihat dari rona wajahnya.
          Dia membalasnya dengan senyuman. “Sayang, sebentar lagi senja.  Senja itu lembayung, langit indah dikala sore. Kamu tahu artinya apa?”
          Aku menggelengkan kepalaku. Masih dipelukkannya.
          “Itu artinya tatanan surya saat akan memasuki belahan lain di bumi. Senja itu indah, seperti dirimu.” Perlahan dia melepaskan pelukannya dari tubuhku kemudian mengajakku beranjak dari tempat kami berpelukan.
          “Kemana?” tanyaku.
          Dia menuntunku menaiki tangga menuju lantai teratas gedung tua di seberang rumahku. Tidak jauh dari taman. Tujuannya hanya satu, menghabiskan sore sambil menatap keindahan langit jingga. Berhubung hujan sudah reda. Katanya senja itu indah. Dia memang benar. Warna warni langit ketika senja itu begitu indah. Tetapi menurutnya aku jauh lebih indah. Aku tersipu dibuat olehnya.
          “Aku menikmati pertemuan ini sayang. Menatap matamu, menyentuh bibirmu. Menikmati senyummu pada pertemuan yang menghapus jarak kerinduan dan menyisakan matamu dan mataku yang saling mencium kenangan kita” kalimat romantis yang membuatku merona.
          “Kamu lihat deh Yu, kamu lihat senja itu indah kan? Langit dan rona jingga akan terlihat indah jika bersatu. Keduanya saling melengkapi untuk memancarkan keindahan pada para penduduk bumi. Pada kita berdua. Aku berharap cinta kita akan selalu indah memancarkan kebahagiaan saling melengkapi, saling menjaga …”
          “Seperti jingga yang setia pada langitnya.” Kami berucap berbarengan.
          Meski dikepalaku hujan dan senja tetap saja ingatan tentangmu. Tentang segala hal yang dulu selalu kita jalani dengan perasaan bahagia. Namanya Chandra, kekasiku kini telah bersama Tuhan. Walau tanpamu semua akan tetap berjalan seperti biasanya lagi. Satu hal yang tidak pernah kubayangkan adalah tak mengamati hujan dan senja bersamamu. Hujan dan senja kali ini terasa begitu lama. Air mata kadang menjadi hujan-hujan yang kusembunyikan di senja kali ini..  Kebekuan tentangmu harus segera ku cairkan. 


(Cerpen jadi cerita terbaik Group Xpose Community tahun... LUPA) 

You Might Also Like

1 komentar

  1. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    BalasHapus

Subscribe