­

Tentang Sebuah Penilaian dan Perspektif Saya

05.39




Manusia tuh unik banget kalau saya lihat. Bukan cuman wajah dan kepribadiannya aja yang terlihat unik, bahkan cara mandang mereka juga unik di atasnya unik. Ini nih yang bikin saya sedikit alergi. Manusia jaman now udah terkonsep dengan kata judgement, entah itu kepada siapapun atau terhadap hal apapun. Nih contohnya ada yang suka menilai seseorang dari luarnya doang ibarat mo makan kacang tapi menilai rasanya dari kulitnya yang gosong. Ini mah saya nggak tau konsep kayak gini sejak kapan mewabah udah nyamain virus dbd yang nular tau nggak. Secara alam bawah sadar manusia tuh suka mengkotak-kotakan manusia lainnya dan nggak segan-segan memberikan mereka label layaknya produk. Label jelek, gemuk, negatif dan lain-lain. Kadang kala sebuah penilaian datang begitu saja dan dimana saja ketika ada sesautu yang disebut viral. Hal apapun di nilai. Penilaian memang bersifat subyektif, namun bagi manusia, mudah saja memberikan penilaian terhadap tindakan manusia lain atau keputusan-keputusan yang mereka ambil dalam hidup. Saya kadang menilai diri saya sendiri juga terkesan kurang bersukur. Dulu saya pribadi menilai kalau diri saya nggak bisa apa-apa, nggak punya bakat. Tulisannya kurang bagus, kurang ini dan itu. Saya juga suka beli wedges dengan tujuan biar tinggi karena saya sadar kenyataan nggak akan pernah merubah kalo saya ini terlahir dengan fisiclly pendek. Penilaian yang menurut saya agak kejam ya setelah scanning fisiclly terus lanjut scanning kehidupan. Udah bukan hal yang aneh kalo ada manusia yang menilai kehidupan orang lain drama. "Ah, paling dia cuka akting doang boar dapet empati dari masyarakat." Ini saya nggak mau ngomong subyek dari kalamgan mana ya, tapi kalo temen-temen mau mikir dengan jernih, nih buat apa juga ya menjudgment kehidupan orang lain. Terlepas mereka punya problematika atau mau jadi miss/mr drama, so what gitu loh. Memberikan penilaian terhadap orang lain emang bisa buat  kenyang? Kenyang dosa sih iya!

Adanya manusia-manusia yang model semacam ini adalah kategori kaum rendah yang nggak pernah bisa menghargai hidup yang mereka miliki dengan baik. Why? Udah jelas punya hidup sendiri tapi masih sibuk menilai kehidupan yang dijalani orang lain. Banyak banget orang yang dateng ke saya, mereka curhat betapa kecewanya mereka melihat jaman kekinian  kids jaman now. Betapa mudahnya bagi manusia di jaman sekarang ini memberikan penilaian berdasarkan apa yang mereka dengarkan bukan pada apa yang mereka lihat. Orang-orang yang curhat ke saya juga merasa sedih, betapa munafiknya mereka yang memberikan penilaian tanpa berkaca diri perihal hidupnya sendiri, di tengah-tengah kekacauan kids jaman now, saya juga ikut prihatin kenapa bisa manusia memiliki konsep judgement kepada mamusia lainnya padahal mereka sama-sama manusia yang nggak sempurna. Ini jadi pertanyaan gede sampe detik ini dalam benak saya. Kenapa sih, manusia kids jaman now nggak belajar untuk saling toleransi, untuk saling menghargai setiap keputusan masing-masing atas hal-hal yang mereka lalui dalam hidup. Toh ya, nggak semua manusia memiliki kisah hidup yang sama, adapun ya hanya serupa. Saya juga miris banget kalo saya berada di posisi yang di nilai oleh manusia lain. Rasanyaaaaaaa.....

So, temen-temen, mungkin lebih baik kita bebarengan aja saling menghargai hidupku dan hidupmu. Jangan mengkotak-kotakan manusia lainnya seolah diri kita adalah manusia paling bener kalo salah kembali ke nomor satu, manusia paling bener. Lupakan! Kids jaman now sebaikan kita gunakan dengan hal yang lebih bermanfaat. Menghargai apa yang kita miliki aja, menghargai keputusan yang di ambil oleh orang lain atas tindakan mereka. Saling support. Kalo ada penilaian, berikan lahbpenilaian yang positif. Hidup memang bagaikan matematikan segalanya perlu di perhitungkan, namun bukan berarti bisa di beri nilai 0 dan 100 atas manusianya. Menilai kehidupan boleh, menilai manusianya jangan. Sebaik-baiknya manusia, Tuhan lah yang pantas memberikan penilaian baik buruknya.


Saya mah semasa bodoh dengan penilaian manusia lain atas tindakan saya dan segalanya yang saya lakukan dalam hidup. Konsepnya, hidup adalah hidup diri kita, jangan pernah nunggu manusia lain buat menilai kita manusia the best karena hal itu sangatlah immposible.


Aku tersesat di jalan yang bernama kehidupan - Hatake Kakashi


Yess. Kita nggak bisa bener-bener menghindar dari sebuah penilaian. Dalam hidup lebih banyak penilaian buruk daripada penilaian baik kepada seseorang bahkan setelah manusianya itu sendiri mati, penilaian selalu saja ada.


quote : semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Tetapi pengetahuan atau persepsi itu sesuatu yang samar.  Kenyataan itu bisa saja sebuah ilusi, semua orang hidup dalam asumsi dan asumsi yang muncul itulah yang membuat penilaian itu menjadi hal yang positif maupun negatif....



You Might Also Like

1 komentar

  1. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    BalasHapus

Subscribe